Dina Fahdiani Ungkap Rahasia Prestasi Nasional: Digitalisasi Kelas hingga Ketahanan Pangan Sekolah

Palangka Raya, potretborneo.com – Keberhasilan Dina Fahdiani, Kepala SMAN 1 Katingan Hulu, meraih Terbaik 1 Dedikatif Kepala SMA Nasional 2025, menjadi bukti nyata bahwa transformasi digital pendidikan di Kalimantan Tengah telah memberikan ruang inovasi yang luas bagi guru. Capaian itu ia sampaikan setelah kembali dari Jakarta pasca penyerahan penghargaan pada Kamis (27/11/2025).

Dalam wawancara lanjutan pada Jumat (28/11/2025), Dina Fahdiani menyampaikan bahwa berbagai program terobosan Dinas Pendidikan Kalteng, khususnya Kelas Digital Huma Betang, LMS, serta penguatan kolaborasi sekolah, telah menjadi fondasi keberhasilannya. “Saya bisa menyusun manajemen sekolah yang lebih kolaboratif karena Huma Betang memberi banyak pelajaran dan data. Dari sana saya belajar melihat masalah lebih jelas dan bergerak lebih cepat,” ujarnya.

Dina juga menonjol melalui program ketahanan pangan sekolah yang digagasnya sejak 2024. Budidaya sayur seperti pakcoy, kangkung, dan sawi pahit dilakukan secara konsisten hingga menghasilkan panen 4–5 kali setahun. “Sayuran kami dibeli masyarakat bahkan sebelum panen. Artinya sekolah benar-benar hadir memberikan manfaat ekonomi,” jelasnya.

Ia mengapresiasi peran Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Kalteng yang memberikan pendampingan intensif hingga seleksi GTK tingkat nasional. Pendampingan tersebut membantunya menyempurnakan portofolio pembelajaran dan kepemimpinan sekolah.

Dina menegaskan bahwa prestasinya bukan tentang dirinya semata, tetapi hasil gotong-royong seluruh guru dan tenaga pendidik di sekolah berkat ekosistem modern yang dibangun oleh Disdik Kalteng. “Saya hanya perantara. Ekosistem yang dibangun Dinas dan BGTK lah yang membuat guru seperti kami bisa berkembang dengan cepat,” katanya.

Ia berharap transformasi pendidikan ini tidak berhenti pada digitalisasi saja, tetapi juga menyentuh peningkatan kesejahteraan, pemerataan fasilitas, dan pelatihan berkelanjutan. Menurutnya, guru di daerah hulu pun berhak mendapatkan kesempatan yang sama dengan guru di perkotaan.

Penghargaan ini adalah milik seluruh guru Kalteng. Ini bukti bahwa guru di pelosok juga bisa menjadi juara nasional ketika diberi kesempatan yang sama,” tutupnya.(ana/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *