Palangka Raya, potretborneo.com – Program 1.000 Rumah Guru yang digagas Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, kembali menjadi sorotan setelah angka peminatnya masih rendah. Hingga akhir November, baru 158 guru yang tercatat memanfaatkan fasilitas tersebut, jauh di bawah proyeksi awal yang ditujukan untuk memperluas akses kepemilikan rumah bagi tenaga pendidik.
Kondisi ini menegaskan bahwa tantangan kesejahteraan guru tidak sekadar soal menyediakan rumah. Ada variabel penting seperti kemampuan finansial, kesiapan komitmen jangka panjang, serta faktor preferensi hidup yang ikut mempengaruhi keputusan.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, menjelaskan bahwa persoalan minat tidak berdiri sendiri. Ia menilai setiap guru memiliki pertimbangan berbeda terkait pembiayaan dan prioritas hidup.
“Ada guru mampu tapi tak mau. Ada guru mau tapi tidak mampu. Jadi memang harus cocok kebutuhan dan kemampuannya,” ujar Reza, Selasa (25/11/2025).
Pemprov Kalteng sejatinya telah mempersiapkan seluruh aspek pelaksanaan, mulai dari regulasi, kerja sama dengan perbankan, hingga ketersediaan pengembang. Bahkan sasaran program juga diperluas untuk mencakup guru PAUD.
Namun temuan survei Litbang Kompas menunjukkan alasan lain yang perlu diperhatikan. Kekhawatiran terkait lokasi perumahan, potensi mutasi, akses fasilitas publik, hingga mobilitas kerja menjadi faktor yang membuat sejumlah guru menunda keputusan membeli rumah.
Pemerintah menilai temuan tersebut sebagai dasar penting untuk melakukan koreksi. Ke depan, skema pembiayaan kemungkinan akan dibuat lebih fleksibel, termasuk pemberian insentif tertentu atau skema cicilan yang menyesuaikan kondisi aktual para guru.
Menurut Muhammad Reza Prabowo, pemerintah tetap berkewajiban membuka akses kesejahteraan bagi tenaga pendidik. “Setidaknya kita sudah siapkan yang mereka butuhkan,” ucapnya menegaskan.
Program ini bukan hanya bertujuan menyediakan hunian, tetapi juga membangun ekosistem kesejahteraan guru agar lebih layak dan berkelanjutan di Kalimantan Tengah.(ana/red)
