Palangka Raya, potretborneo.com – Dunia pendidikan Kalimantan Tengah kembali menorehkan prestasi gemilang. Tiga tim riset dari SMAN 2 dan SMAN 3 Palangka Raya berhasil meraih Gold Medal pada ajang International Science and Invention Fair (ISIF) 2025 yang digelar di Denpasar, Bali. Kompetisi internasional yang diikuti puluhan negara ini berlangsung pada Rabu (19/11/2025) dan menghadirkan berbagai inovasi terbaik dari para peserta muda.
Prestasi pertama disumbangkan tim SMAN 2 Palangka Raya yang beranggotakan Sintong Albert Nicodeus Doloksaribu, Raeni Dwijayanti, Brigita Cahyani Cesaria, Kezia Surya Atalia, dan Nazliafiva Zulfadya. Mereka memukau juri dengan penelitian berjudul “Hoya-Herbal Hair Tonic”, inovasi berbahan dasar daun Hoya untuk mengatasi kerontokan rambut.
“Kami bangga para siswa mampu menghasilkan inovasi yang berangkat dari kekayaan hayati lokal. Upaya ini sejalan dengan visi Disdik dalam memperkuat budaya riset di sekolah,” ujar Muhammad Reza Prabowo, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, pada Rabu (19/11/2025).
Tim kedua terdiri dari Crisnatha Gavrilano Putra, Jericho Otniel Maylando Bungai, Gavrila Ivena Cereliasi, Keyzia Aprilia, serta Netanya Ebigail Nitara Tarigan. Mereka mengangkat potensi Bajakah Hatue dalam riset berjudul “Analeptics Product Based on Bajakah Hatue as Anti Breast And Lymph Node Cancer”, yang berfokus pada pencegahan kanker.
“Riset ini kami persembahkan sebagai kontribusi nyata terhadap solusi kesehatan masyarakat,” kata perwakilan tim pada Rabu (19/11/2025).
Tim ketiga dari gabungan SMAN 2 dan SMAN 3 yang diperkuat Wynona Anneliese Winterberg, Christy, Hillary Natasha Saconk, Devita Aurelia Zefanya, Puttri Candra Kirana, dan Beatrix Fuji Emmanuella Putri Karnida, juga membawa pulang medali emas lewat penelitian “San Koetjape Cortex Tea”.
“Kami belajar banyak dari peserta berbagai negara dan semakin percaya diri untuk terus berinovasi,” tutur Wynona, pada Rabu (19/11/2025).
Kadisdik Kalteng menegaskan komitmen pihaknya dalam mendorong peningkatan kualitas riset di sekolah. “Prestasi ini harus menjadi inspirasi bagi satuan pendidikan lainnya untuk lebih aktif dalam inovasi ilmiah,” pungkasnya.(ana/red)
